Secara
sederhana dapat dikemukakan bahwa manajemen komunikasi adalah manajemen yang
diterapkan dalam kegiatan komunikasi. Ini berarti manajemen akan berperan atau
sebagai penggerak aktivitas komunikasi dalam usaha pencapaian tujuan
komunikasi.
Dalam rangka pencapaian tujuan
tersebut, maka di sinilah asas-asas manajemen dan komunikasi dipadukan dan
disesuaikan di atas landasan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini, maka
para pelaku komunikasi setidaknya harus mengetahui seluk beluk ilmu manajemen
dan ilmu komunikasi. Apabila ada keinginan bersama untuk menyukseskan
penyelenggaraan komunikasi secara efektif.
Semakin banyak perusahaan
mengusahakan kerja sama dengan pihak lain untuk bersaing di dunia bisis saat
ini. Kemitraan proyek menghadirkan respons yang proaktif terhadap banyaknya
tantangan sehubungan dengan bekerja dengan orang-orang dari organisasi berbeda.
Sebelum proyek dimulai, perlu ada investasi usaha dan waktu untuk membangun
hubungan di antara stakeholder dan mengembangkan prosedur dan provisi yang
disepakati untuk menghadapi berbagai masalah dan peluang-peluang sebelum mereka
terjadi. Prosedur ini pada umumnya meliputi penilaian bersama tentang seberapa
baik susunan kemitraan bekerja, petunjuk
peningkatan untuk memecahkan perselisihan dalam cara yang efektif dan tepat
waktu, dan ketentuan untuk peningkatan proses dan berbagi resiko.
Diperlukan
kepemimpinan yang persisten untuk membuat kemitraan dapat bekerja. Manajer
proyek harus “melakukan apa yang mereka katakan” dan secara konsisten
menunjukan respons kolaboratif terhadap berbagai masalah. Dengan cara yang
sama, manajemen puncak harus secara konsisten dan dengan nyata mempraktikan
prinsip keterbukaan, kepercayaan dan kerja tim.
Kemitraan tidak terbatas pada
hubungan kontrak. Semakin banyak perusahaan yang menerapkan pendekatan
kemitraan untuk mengelola proyek internal yang melibatkan cabang dan departemen
berbeda. Sebagai contoh, pada sebuah perusahaan besar di bidang teknologi
tinggi, sebuah tim berdiri dari 49 individu dari berbagai disisplin yang
menggunakan kemitraan untuk membangun hubungan yang lebih kohesif dan
kooperatif untuk mengimplementasikan sesi proyek mereka.
Ketrampilan negosiasi yang efektif
adalah penting untuk membuat kemitraan bekerja. Orang-orang harus memecahkan
perbedaan di tingkat terendah dalam rangka menjaga proyek tetap pada jalur.
Manajer proyek yang berpengalaman menyadari bahwa negosiasi bukanlah permainan
kompetitif, mereka mengusahakan solusi kolaboratif terhadap masalah-masalah.
Kepuasan pelanggan menjadi tes
lakmus untuk sukses proyek. Manajer proyek harus mengambil pendekatan proaktif
untuk mengelola persepsi dan harapan pelanggan. Mereka harus dengan aktif
melibatkan pelanggan dalam keputusan-keputusan kunci dan menjaga agar pelanggan
tetap mengikuti perkembangan-perkembangan penting. Keterlibatan pelanggan
secara aktif menjaga tim proyek tetap fokus pada sasaran proyek dan mengurangi
kesalahpahaman dan ketidakpuasan. (Clifford F.Gray, Erik W.Larson, 2007, 373)
Daftar
Pustaka:
Clifford F. Gray,
Erik W.Larson, 2007, Manajemen Proyek Proses Manajerial, Penerbit ANDI,
Yogyakarta