Selasa, 01 April 2014

Perencanaan Komunikasi

           Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa manajemen komunikasi adalah manajemen yang diterapkan dalam kegiatan komunikasi. Ini berarti manajemen akan berperan atau sebagai penggerak aktivitas komunikasi dalam usaha pencapaian tujuan komunikasi.

            Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, maka di sinilah asas-asas manajemen dan komunikasi dipadukan dan disesuaikan di atas landasan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini, maka para pelaku komunikasi setidaknya harus mengetahui seluk beluk ilmu manajemen dan ilmu komunikasi. Apabila ada keinginan bersama untuk menyukseskan penyelenggaraan komunikasi secara efektif.
            
           Semakin banyak perusahaan mengusahakan kerja sama dengan pihak lain untuk bersaing di dunia bisis saat ini. Kemitraan proyek menghadirkan respons yang proaktif terhadap banyaknya tantangan sehubungan dengan bekerja dengan orang-orang dari organisasi berbeda. Sebelum proyek dimulai, perlu ada investasi usaha dan waktu untuk membangun hubungan di antara stakeholder dan mengembangkan prosedur dan provisi yang disepakati untuk menghadapi berbagai masalah dan peluang-peluang sebelum mereka terjadi. Prosedur ini pada umumnya meliputi penilaian bersama tentang seberapa baik  susunan kemitraan bekerja, petunjuk peningkatan untuk memecahkan perselisihan dalam cara yang efektif dan tepat waktu, dan ketentuan untuk peningkatan proses dan berbagi resiko. 

           Diperlukan kepemimpinan yang persisten untuk membuat kemitraan dapat bekerja. Manajer proyek harus “melakukan apa yang mereka katakan” dan secara konsisten menunjukan respons kolaboratif terhadap berbagai masalah. Dengan cara yang sama, manajemen puncak harus secara konsisten dan dengan nyata mempraktikan prinsip keterbukaan, kepercayaan dan kerja tim.
            
           Kemitraan tidak terbatas pada hubungan kontrak. Semakin banyak perusahaan yang menerapkan pendekatan kemitraan untuk mengelola proyek internal yang melibatkan cabang dan departemen berbeda. Sebagai contoh, pada sebuah perusahaan besar di bidang teknologi tinggi, sebuah tim berdiri dari 49 individu dari berbagai disisplin yang menggunakan kemitraan untuk membangun hubungan yang lebih kohesif dan kooperatif untuk mengimplementasikan sesi proyek mereka.
            
           Ketrampilan negosiasi yang efektif adalah penting untuk membuat kemitraan bekerja. Orang-orang harus memecahkan perbedaan di tingkat terendah dalam rangka menjaga proyek tetap pada jalur. Manajer proyek yang berpengalaman menyadari bahwa negosiasi bukanlah permainan kompetitif, mereka mengusahakan solusi kolaboratif terhadap masalah-masalah.

            
            Kepuasan pelanggan menjadi tes lakmus untuk sukses proyek. Manajer proyek harus mengambil pendekatan proaktif untuk mengelola persepsi dan harapan pelanggan. Mereka harus dengan aktif melibatkan pelanggan dalam keputusan-keputusan kunci dan menjaga agar pelanggan tetap mengikuti perkembangan-perkembangan penting. Keterlibatan pelanggan secara aktif menjaga tim proyek tetap fokus pada sasaran proyek dan mengurangi kesalahpahaman dan ketidakpuasan. (Clifford F.Gray, Erik W.Larson, 2007, 373)

Daftar Pustaka:

Clifford F. Gray, Erik W.Larson, 2007, Manajemen Proyek Proses Manajerial, Penerbit ANDI, Yogyakarta

Perencanaan Komunikasi

           Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa manajemen komunikasi adalah manajemen yang diterapkan dalam kegiatan komunikasi. Ini berarti manajemen akan berperan atau sebagai penggerak aktivitas komunikasi dalam usaha pencapaian tujuan komunikasi.

            Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, maka di sinilah asas-asas manajemen dan komunikasi dipadukan dan disesuaikan di atas landasan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini, maka para pelaku komunikasi setidaknya harus mengetahui seluk beluk ilmu manajemen dan ilmu komunikasi. Apabila ada keinginan bersama untuk menyukseskan penyelenggaraan komunikasi secara efektif.
            
           Semakin banyak perusahaan mengusahakan kerja sama dengan pihak lain untuk bersaing di dunia bisis saat ini. Kemitraan proyek menghadirkan respons yang proaktif terhadap banyaknya tantangan sehubungan dengan bekerja dengan orang-orang dari organisasi berbeda. Sebelum proyek dimulai, perlu ada investasi usaha dan waktu untuk membangun hubungan di antara stakeholder dan mengembangkan prosedur dan provisi yang disepakati untuk menghadapi berbagai masalah dan peluang-peluang sebelum mereka terjadi. Prosedur ini pada umumnya meliputi penilaian bersama tentang seberapa baik  susunan kemitraan bekerja, petunjuk peningkatan untuk memecahkan perselisihan dalam cara yang efektif dan tepat waktu, dan ketentuan untuk peningkatan proses dan berbagi resiko. 

           Diperlukan kepemimpinan yang persisten untuk membuat kemitraan dapat bekerja. Manajer proyek harus “melakukan apa yang mereka katakan” dan secara konsisten menunjukan respons kolaboratif terhadap berbagai masalah. Dengan cara yang sama, manajemen puncak harus secara konsisten dan dengan nyata mempraktikan prinsip keterbukaan, kepercayaan dan kerja tim.
            
           Kemitraan tidak terbatas pada hubungan kontrak. Semakin banyak perusahaan yang menerapkan pendekatan kemitraan untuk mengelola proyek internal yang melibatkan cabang dan departemen berbeda. Sebagai contoh, pada sebuah perusahaan besar di bidang teknologi tinggi, sebuah tim berdiri dari 49 individu dari berbagai disisplin yang menggunakan kemitraan untuk membangun hubungan yang lebih kohesif dan kooperatif untuk mengimplementasikan sesi proyek mereka.
            
           Ketrampilan negosiasi yang efektif adalah penting untuk membuat kemitraan bekerja. Orang-orang harus memecahkan perbedaan di tingkat terendah dalam rangka menjaga proyek tetap pada jalur. Manajer proyek yang berpengalaman menyadari bahwa negosiasi bukanlah permainan kompetitif, mereka mengusahakan solusi kolaboratif terhadap masalah-masalah.

            
            Kepuasan pelanggan menjadi tes lakmus untuk sukses proyek. Manajer proyek harus mengambil pendekatan proaktif untuk mengelola persepsi dan harapan pelanggan. Mereka harus dengan aktif melibatkan pelanggan dalam keputusan-keputusan kunci dan menjaga agar pelanggan tetap mengikuti perkembangan-perkembangan penting. Keterlibatan pelanggan secara aktif menjaga tim proyek tetap fokus pada sasaran proyek dan mengurangi kesalahpahaman dan ketidakpuasan. (Clifford F.Gray, Erik W.Larson, 2007, 373)

Daftar Pustaka:

Clifford F. Gray, Erik W.Larson, 2007, Manajemen Proyek Proses Manajerial, Penerbit ANDI, Yogyakarta