Selasa, 01 April 2014

Pemantauan dan Pengendalian Proyek

manajemen proyek
     Sebagai salah satu fungsi dan proses kegiatan dalam manajemen proyek yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian mempunyai tujuan utama meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses berlangsungnya proyek.

Menurut R.T Mockler [1972], pengendalian didefinisikan sebagai:
          Usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan penyimpangan, kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan.

            Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian membutuhkan standar atau tolok ukur sebagai pembanding, alat ukur kinerja, dan tindakan koreksi yang akan dilakukan bila terjadi penyimpangan. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian dapat berupa pengawasan, pemeriksaan serta tindakan koreksi, yang dilakukan selama proses implementasi.

            Sasaran dan tujuan proyek seperti optimasi kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja harus memiliki format standar dan kriteria sebagai alat ukur, agar dapat mengindikasikan pencapaian kinerja proyek. Alat ukur yang digunakan dapat berupa jadwal, kuantitas pekerjaan, standar mutu/spesifikasi pekerjaan, serta standar keselamatan dan kesehatan kerja, yang untuk selanjutnya diproses dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi ini mengolah data-data yang kemudian menghasilkan informasi penting untuk pengambilan keputusan.

            Bila hasil informasi mengindikasikan terdapat penyimpangan terhadap standar yang telah ditentukan, tindakan selanjutnya adalah melakukan koreksi seperti mengubah metode pelaksanaan, mengeluarkan biaya untuk penambahan tenaga kerja, peralatan dan material serta perbaikan penjadwalan, perbaikan mutu pekerjaan yang disesuaikan dengan standar dan kebutuhan sesungguhnya.

1.      Pengendalian jadwal waktu dan biaya proyek

Jadwal waktu pelaksanaan proyek yang telah direncanakan biasanya tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan yang dapat menyebabkan keterlambatan. Hasil perencanaan jadwal waktu proyek hendaknya mempunyai kecermatan dan akurasi yang tinggi untuk mempermudah pelaksanaannya. Setiap perubahan dari rencana yang telah dibuat selalu dilakukan evaluasi dan pembaruan penjadwalan dengan tetap mengacu kepada baseline yang telah ditetapkan. Bila terjadi perubahan mendasar terhadap jadwal proyek yang dapat menyebabkan keterlambatan, maka solusinya perlu diantisipasi dengan kompensasi paling minimal.

            Agar hasil pengendalian jadwal optimal, maka dibualah diagram alir untuk melakukan pengendalian jadwal yang berhubungan dengan kinerja waktu, biaya, dan alokasi sumber daya.

2.      Pengendlian sumber daya
Contoh-contoh peralatan sumber daya (resources leveling) dari sumber daya tenaga kerja dengan beberapa kondisi yang dapat digambarkan dalam diagram ataupun histogram.

3.      Pengendalian mutu

Pengendalian mutu adalah salah satu tolok ukur kinerja proyek yang sangat memengaruhi hasil akhir dari tujuan dan sasaran proyek. Mutu, sebagai acuan bagi kepuasan pelanggan, sebaiknya diperlakukan dan dikendalikan dengan standar yang telah teruji sebelumnya, Pengendalian mutu bukan hanya dilakukan dengan cara inspeksi/pemeriksaan lalu dilakukan tindakan koreksi pada periode tertentu, tetapi selama proses berlangsungnya pembuatan produk. Verifikasi dilakukan bila dalam pengawasan dan pemeriksaan ditemukan penyimpangan terhadap prosedur.

     Bila hasil verifikasi prosedur telah memenuhi syarat, proses pembuatan produk dilanjutkan hingga menjadi produk akhir. Sebelum produk akhir diserahkan kepada pelanggan, dilakukan uji kelayakan produk terhadap standar yang telah ditetapkan. Hasil uji ini dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pengembangan produk selanjutnya.

     Produk akhir yang tidak memenuhi syarat diperbaiki atau tidak dipakai sama sekali. Produk akhir yang telah memenuhi standar dan telah diverifikasi ulang diserahkan kepada pelanggan. Berdasarkan standar yang telah disepakati bersama, pelanggan akan melakukan penilaian akhir dan memutuskan apakah produk akan diterima atau tidak.

4.      Pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Hal prinsip yang perlu diperhatikan dalam usaha pengendalian K3 adalah ketika terjadi kecelakaan, baik ringan maupun berat, maka akan timbul biaya tak terduga yang besarnya sesuai dengan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Kata preventif/pencegahan adalah yang paling aman sebelum melakukan pekerjaan agar dapat terhindar dari kecelakaan

5.      Pengendalian manajemen lingkungan

Pengendalian adalah fase terakhir dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemeriksaan Sistem Manajemen Lingkungan. Hal pertama yang dilakukan dalam pengendalian adalah melakukan pengendalian terhadap dokumen, memenuhi persyaratan elemen-elemen yang memadai dalam menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan.

Pengendalian dokumen mempunyai sasaran sebagai berikut:
·    Menjamin bahwa dokumen yang diterbitkan telah diperiksa kebenaran materinya dan disahkan oleh petugas yang berwenang.
·    Distribusi dokumen hanya kepada yang berwenang.


·    Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh yang berwenang. (Ir. Abrar Husen,  MT, 2009, 161-192)



Daftar Pustaka:
Ir. Abrar Husen, MT, 2009, Manajemen Proyek, CV. ANDI OFFSET, Serpong

Pemantauan dan Pengendalian Proyek

manajemen proyek
     Sebagai salah satu fungsi dan proses kegiatan dalam manajemen proyek yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian mempunyai tujuan utama meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses berlangsungnya proyek.

Menurut R.T Mockler [1972], pengendalian didefinisikan sebagai:
          Usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan penyimpangan, kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan.

            Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian membutuhkan standar atau tolok ukur sebagai pembanding, alat ukur kinerja, dan tindakan koreksi yang akan dilakukan bila terjadi penyimpangan. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian dapat berupa pengawasan, pemeriksaan serta tindakan koreksi, yang dilakukan selama proses implementasi.

            Sasaran dan tujuan proyek seperti optimasi kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja harus memiliki format standar dan kriteria sebagai alat ukur, agar dapat mengindikasikan pencapaian kinerja proyek. Alat ukur yang digunakan dapat berupa jadwal, kuantitas pekerjaan, standar mutu/spesifikasi pekerjaan, serta standar keselamatan dan kesehatan kerja, yang untuk selanjutnya diproses dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi ini mengolah data-data yang kemudian menghasilkan informasi penting untuk pengambilan keputusan.

            Bila hasil informasi mengindikasikan terdapat penyimpangan terhadap standar yang telah ditentukan, tindakan selanjutnya adalah melakukan koreksi seperti mengubah metode pelaksanaan, mengeluarkan biaya untuk penambahan tenaga kerja, peralatan dan material serta perbaikan penjadwalan, perbaikan mutu pekerjaan yang disesuaikan dengan standar dan kebutuhan sesungguhnya.

1.      Pengendalian jadwal waktu dan biaya proyek

Jadwal waktu pelaksanaan proyek yang telah direncanakan biasanya tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan yang dapat menyebabkan keterlambatan. Hasil perencanaan jadwal waktu proyek hendaknya mempunyai kecermatan dan akurasi yang tinggi untuk mempermudah pelaksanaannya. Setiap perubahan dari rencana yang telah dibuat selalu dilakukan evaluasi dan pembaruan penjadwalan dengan tetap mengacu kepada baseline yang telah ditetapkan. Bila terjadi perubahan mendasar terhadap jadwal proyek yang dapat menyebabkan keterlambatan, maka solusinya perlu diantisipasi dengan kompensasi paling minimal.

            Agar hasil pengendalian jadwal optimal, maka dibualah diagram alir untuk melakukan pengendalian jadwal yang berhubungan dengan kinerja waktu, biaya, dan alokasi sumber daya.

2.      Pengendlian sumber daya
Contoh-contoh peralatan sumber daya (resources leveling) dari sumber daya tenaga kerja dengan beberapa kondisi yang dapat digambarkan dalam diagram ataupun histogram.

3.      Pengendalian mutu

Pengendalian mutu adalah salah satu tolok ukur kinerja proyek yang sangat memengaruhi hasil akhir dari tujuan dan sasaran proyek. Mutu, sebagai acuan bagi kepuasan pelanggan, sebaiknya diperlakukan dan dikendalikan dengan standar yang telah teruji sebelumnya, Pengendalian mutu bukan hanya dilakukan dengan cara inspeksi/pemeriksaan lalu dilakukan tindakan koreksi pada periode tertentu, tetapi selama proses berlangsungnya pembuatan produk. Verifikasi dilakukan bila dalam pengawasan dan pemeriksaan ditemukan penyimpangan terhadap prosedur.

     Bila hasil verifikasi prosedur telah memenuhi syarat, proses pembuatan produk dilanjutkan hingga menjadi produk akhir. Sebelum produk akhir diserahkan kepada pelanggan, dilakukan uji kelayakan produk terhadap standar yang telah ditetapkan. Hasil uji ini dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pengembangan produk selanjutnya.

     Produk akhir yang tidak memenuhi syarat diperbaiki atau tidak dipakai sama sekali. Produk akhir yang telah memenuhi standar dan telah diverifikasi ulang diserahkan kepada pelanggan. Berdasarkan standar yang telah disepakati bersama, pelanggan akan melakukan penilaian akhir dan memutuskan apakah produk akan diterima atau tidak.

4.      Pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Hal prinsip yang perlu diperhatikan dalam usaha pengendalian K3 adalah ketika terjadi kecelakaan, baik ringan maupun berat, maka akan timbul biaya tak terduga yang besarnya sesuai dengan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Kata preventif/pencegahan adalah yang paling aman sebelum melakukan pekerjaan agar dapat terhindar dari kecelakaan

5.      Pengendalian manajemen lingkungan

Pengendalian adalah fase terakhir dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemeriksaan Sistem Manajemen Lingkungan. Hal pertama yang dilakukan dalam pengendalian adalah melakukan pengendalian terhadap dokumen, memenuhi persyaratan elemen-elemen yang memadai dalam menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan.

Pengendalian dokumen mempunyai sasaran sebagai berikut:
·    Menjamin bahwa dokumen yang diterbitkan telah diperiksa kebenaran materinya dan disahkan oleh petugas yang berwenang.
·    Distribusi dokumen hanya kepada yang berwenang.


·    Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh yang berwenang. (Ir. Abrar Husen,  MT, 2009, 161-192)



Daftar Pustaka:
Ir. Abrar Husen, MT, 2009, Manajemen Proyek, CV. ANDI OFFSET, Serpong